Sampai
saat ini sejarah Bali kuno kurang dikenal, meskipun sejarah Bali kuno
sebenarnya udah di teliti oleh beberapa sarjana. keadaan yang demikian
ini disebabkan antara lain, karena banyak lontar-lontar dan prasasti
yang sampai sekarang masih disimpan dan dihormati. Penyelidikan
lontar-lontar dan prasasti di bali sering kali mengalami kesulitan
karena adat. krtinya’penduduk atau desa yang menyimpan tidak
mengijinkan prasasti untuk dibaca, orang lain, karena mereka percaya
bahwa pembacaan itu akan mengakibatkan malapetaka atau kematian. Sering
kali terjadi, prasasti boleh atau dapat dibaca setelah diadakan banten
atau saji-sajian. Namun, hal ini bukan suatu garansi bahwa saji-sajian
tadi membebaskan segala hambatan.
Beberapa
di antara lontar-lontar itu ada yang berupa kidung-kidung, bab, dan
lain-lain. Kidung-kidung ini dikarang karang oleh orang Bali pada masa
sesudah jaman Majapahit atau pada waktu berkembangnya kerajaan Gelgel
dan Klungkung. Di samping itu ada beberapa lontar seperti Kidung
Harsawijoyo, Kidung Ranggalawe, kidung Sunda Usana Jawa dan Bali.
Kebanyakan dari kitab-kitab tersebut isinya tentang keadaan raga-raja
Majapahit mulai tahun 1293. Pulau Bali sendiri tahun 1343M telah
ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit.
Berita
yang tertua dari bangsa asing yang menyambut pulau Bali berasal dari
berita Cina. Yakni dari dinasti Tang (618-908 M) antara lain menyebutkan
bahwa Holing terletak di kepulauan di lautan sebelah selatan. Di
timurnya terletak PO-LI dan disebelah baratnya T0-PO-TEN G, di sebelah
utara Chen-la (Kamboja) . P. PELLLIOT mengidentifikasikan P0-li dengan
Bali. Selanjutnya
menyebutkan.pula tentang negeri Dwa-pa tan letaknya di selatan hamboja,
jauhnya dua bulan berlayar. Negeri itu letaknya di sebelah timur
ho-ling dan se belah utaranya laut Dwa-pa-tan sama dengan Bali.
Sesudah
itu tidak diperoleh lagi berita apapun mengenai Bali, demikian pula
berita asing lainnya, boleh dikatakan tidak ada sama sekali mungkin
karena letak geografis Bali yang jauh dari jalan perdagangan pada masa,
itu. Berita
tertua dari Bali sendiri, berupa prasasti yang tidak berangka tahun.
Bahasanya Sangskerta, jumlahnya beberapa buah, keadaannya banyak yang
rusak. Akibatnya tulisannya tak dapat dibaca. Di samping itu, ditemukan
juga beberapa buah cap kecil dari tanah lihat, besarnya kira-kira 2,5
cm, yang disimpan dalam stupa kecil. Cap ini ditulisi dengan
mantra-mantra agama Budha, dalam bahasa Sangskerta. Selanjutuya
pembicaraan akan difokuskan pada perkembangan sejarah politik Bali
kuno, dengan menggunakan bahan utama prasasti. Untuk memudahkan akan
diketengahkan beberapa prasasti yang terpenting yang disusun secara
kronologis.
882 M
Prasasti
ini merupakan prasasti yang tertua yang menggunakan bahasa Bali kuno.
Selain itu juga masih ada prasasti lain yang ditulis dalam bahasa
Sangskerta. Prasasti tahun 882 M itu tidak memuat nama raja, sehingga
tak dapat ditentukan aslinya.
882-914 M
Dalam
periode ini terdapat prasasti yang ditulis dalam bahasa Bali Kuno. Dari
padanya dapat diketahui adanya pusat pemerintahan (istana raja) yang
bernama SINGArvANDAwA. Sayang dalam prasasti tersebut tidak disebut
namaa rajanya.
917 M
Di
desa Sanur dekat Denpasar pernah ditemukan sebuah prasasti yang
berbentuk sebuah tugu. Prasasti ini tidak berangka tahun, tetapi
menggunakan angka tahun dalam bentuk Candrasang kala. Bunyinya:
khecara-Wahni-Murti yang mempunyai nilai angka 339 saka atau 917 M.
Isinya antara lain tentang adanya suatu expedisi dari raja KESARIWARNA
DEWA mempunyai istana di Singhadwala, Prasasti Sanur ini juga
menunjukkan bukti tenting suatu dinasti di pulau Bali yakni, bernama:
WARNA DEWA. Suatu keanehan dari prasasti ini ialah sifatnya bilingual
atau menggunakan dua bahasa.
915-942 M
Dalam
periode ini ditemukan 9 buah prasasti dari raja yang disebut dengan
gelarnya : Sri Ugrasena. Melihat dari namanya nampaknya raja Ugrasena
tidak termasuk anggota dinasti Warnadewa. Nungkin merupakan salah
seorang raja yang berdiri sendiri.
955 M
Didapatkan nama seorang raja TABANENDRAWARNA
962 M
Di
Bali memerintah raja Sri Candrabhayasimharmadewa. Prasasti yang
berangka tahun 962 M itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah. Tempat
pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini disebut
TIRTHA EMPUL.
975 M
Yang memerintah waktu itu ialah raja Sri Janasadhuwarmmadewa.
984 M
Bertahta
seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri Wijayamahadewi. Dinasti
Warmadowa terkenal di Bali, karena merupakan dinasti yang pertama
dikenal. Sesungguhnya raja-raja yang disebut di atas hanya dikenal
karena namanya saja. Segi-segi lain dari kehidupan mereka tidak dapat
diketahui. Sampai pada tahun 984 M, prasasti-prasasti umumnya ditulis
dalam bahasa Bali kuno, Keadaan ini kemudian berubah pada tahun-tahun
berikutnya.
989-1010 M
Di
Bali memerintah Sri Dharrnodayanawarmodewa (Udayana) beserta
permaisurinya SriGunapriyadharrnapatni. Perrnaisuri ini berasal dari
Jawa puteri dari Makutawangsawardhana, keturunan raja Sindok dari Jawa
Timur. Pemerintahan kedua suami istri ini termasuk yang paling terkenal
di Bali, karena merupakan suatu periode yang penting baik secara politis
maupun kebudayaan. Balam prasasti yang dikeluarkan selama 989-1010 M.
nama permaisuri Sri Gunapriyadharmmapatni selalu disebut lebih dahulu.
begitu pules sejak tahun 989 M. bahasa Jawa Kuno sudah dipakai dalam
prasasti-prasasti di Bali. Kedua hal tadi memberi petunjuk bahwa pulau
Bali waktu itu telah berada mendapat pengaruh) di bawah kekuasaan
politik Jawa.
Mungkin akibat pengaruh politik raja Dharmawangsa. Kedua suami istri itu terkenal pula karena kemudian mempunyai putra Airlangga yang kelak akan menjadi salah seorang bestir di pulau Jawa. Permaisuri Gunapriyadharmapatni mungkin sekali meninggal pada tahun 1010 M Di makamkan dalam arca perwujudan sebagai Durgamahis-asuramardini. hrtinya Durga yang sedang membunuh m usuhnya dalam bentuk seekor kerbau. Viengapa justru digambarkan sebagai dewi Durga yang menakutkan itu.
Gunapriyadharmapatni itu lama dengan Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang terkenal menakutkan dalam dongeng rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana memerintah sendiri sedang wafatnya tidak diketahui dengan jelas kepan. Makamnya disebutkan di Banu Wka, yang sampai sekarang belum dapat diketahui dimana letaknya
Mungkin akibat pengaruh politik raja Dharmawangsa. Kedua suami istri itu terkenal pula karena kemudian mempunyai putra Airlangga yang kelak akan menjadi salah seorang bestir di pulau Jawa. Permaisuri Gunapriyadharmapatni mungkin sekali meninggal pada tahun 1010 M Di makamkan dalam arca perwujudan sebagai Durgamahis-asuramardini. hrtinya Durga yang sedang membunuh m usuhnya dalam bentuk seekor kerbau. Viengapa justru digambarkan sebagai dewi Durga yang menakutkan itu.
Gunapriyadharmapatni itu lama dengan Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang terkenal menakutkan dalam dongeng rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana memerintah sendiri sedang wafatnya tidak diketahui dengan jelas kepan. Makamnya disebutkan di Banu Wka, yang sampai sekarang belum dapat diketahui dimana letaknya
0 komentar:
Posting Komentar